Cari dengan google

25 Des 2012

Olahraga Futsal Identik dengan para Remaja.


Olahraga Futsal Identik dengan para Remaja.
Futsal merupakan olahraga sepak bola dengan lapangan yang lebih kecil. Pada saat ini lapangan futsal sudah semakin marak dibuat ini dikarenakan karena olahraga ini merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja.
Gus De Vidrwan salah satunya, remaja yang baru menginjak kelas 2 SMA ini sangat menyukai olahraga futsal. Dia dengan teman-temannya sering bermain futsal di lapangan futsal triple 9 yang berada di Semebaung, Gianyar. Bahkan dia mengatakan dalam satu minggu dia bisa bermain 3 kali. Futsal merupakan olahraga yang asik dan menyenangkan (katanya)”.
Sampai saat ini, dia sudah banyak mengikuti turnamen yang ada di Kabupaten Gianyar....hebat yaaaaaa....sobat..Salah satunya turnamen futsal di lapangan futsal Mas yang terletak di Mas, Ubud.

Oh ya sobat, mengenai pembayaran dia mengatakan pembayarannya tergantung waktu. Senin-jumat apabila bermain pagi-sore membayar 75.000 ribu rupiah dan malam 100.000 ribu rupiah per jam tetapi apabila bermain pada hari sabtu dan minggu pagi-sore membayar 100.000 dan malam 150.000 ribu rupiah perjam. Dia mengatakan dalam permainan futsal kerja sama sangat dipentingkan karena ini merupakan permainan grup.
Itulah sekilas mengenai para remaja yang terbius oleh permainan futsal,satunya gus de Vidrawan.


Engkleh atau istilah bali dengkleng-dengkleng yang mulai punah.


Engkleh atau istilah bali dengkleng-dengkleng yang mulai punah.
Pernakah kalian bermain permainan tradisonal engkleh atau dikenal di Bali dengan sebutan dengkleng-dengklengan? Di zaman yang serba maju ini dan segala permainan yang semakin maju ternyata membawa dampak pada permainan tradisional. Permainan tradisonal dikalahkan oleh permainan  modern seperti game online, dan permainan anak lainnya. Salah satu permainan tradisional yang sudah semakin punah yaitu permainan engkleh atau dengkleng-dengklengan.
Setelah saya mewawancarai narasumber yaitu dewa, dia mengatakan permainannya sangat  sederhana, tidak memerlukan uang sepeser pun dalam bermain tetapi memerlukan pecahan genteng atau batu yang lempeng untuk satu peserta. Jumlah orang bermain bisa mencapai 5 orang dengan giliran masing-masing.
Bentuk permainan engkleh dimulai dari kotak pertama lurus 1,2,3,9,6 sebelah kanan 4,5 dan kiri 7,8.
 Setiap pemain membawa pecahan genteng dan melempar pecahan genteng kekotak yang telah tersedia. Bentuk kotak seperti capung dengan jumlah 9 kotak. Dalam permainan pecahan genteng atau sering disebut lembing, dilempar ke kotak yang pertama, jika melewati garis kotak yang tersedia pemain dianggap gugur yang kemudian dilanjutkan oleh pemain kedua. Pemain kedua pun melempar lembing ke kotak yang pertama, apabila lembing tidak melewati garis, pemain ke dua melompat dengan hanya satu kaki berada di dalam kotak yang kedua. Kotak yang pertama dilewatkan karena di sana telah terdapat lembing yang tadi dilempar. Dimana pun lembing berada mau diangka 1, 2, ataupun 3 berarti kaki tidak menginjak kotak yang berisi lembing. Setelah berada di kotak kedua dilanjutkan menuju kotak ketiga tentunya masih bertumpu dengan satu kaki. Setelah berhasil kaki kiri berada di kotak number 9 dan kaki kanan berada di kotak keempat, kemudian kaki kiri keempat dan  kaki kiri kembali ke Sembilan dan kaki kanan ke lima dengan bersamaan. Begitu seterusnya sampai kaki kanan ke delapan kaki kiri kesembilan. Selanjutnya ke dua kaki berada di number 9. Kembali ke number tiga dengan hanya bertumpu dengan satu kaki, selanjutnya ke dua dan setelah berada di number 2. Lembing yang tadi diambil dan langkahi kotak number satu sampai berada di garis start kembali. Dan ikuti langkah sseperti yang tadi hingga lembing berada di number 9. Setelah kembali ke start lempar lembing dengan membelakangi kotak, apabila lembing jatuh dinomber 3 berarti pemain tersebut memiliki rumah di angka 3 dan peserta lain tidak boleh menginjak rumah yang telah dimiliki. 
Itulah sekilas mengenai permainan engkleh yang sudah semakin punah. Semoga melalui artikel ini anak-anak mulai mencoba permainan engkleh dan melestarikan permainan tradisonal yang kebanyakan bersifat positif.

Terompet dan Anak-anak Jelang Tahun Baru


Terompet dan Anak-anak Jelang Tahun Baru
Tahukah kalian terompet? Ya terompet adalah alat tiup yang digunakan dalam iringan musik, namun dalam hal ini terompet yang dimaksud bukanlah itu melainkan  terompet yang digunakan dalam memeriahkan hari-hari tertentu yang biasanya banyak digemari oleh anak-anak seperti perayaan menjelang tahun baru yang dijual di pinggir-pinggir jalan hampir disetiap kota.

     
Terompet Naga di Senggol Gianyar.
Salah satu contohnya dapat dilihat di Senggol Gianyar. Pada saat itu saya hanya ingin jalan-jalan dan sekedar melihat keramaian senggol. Di sana saya melihat banyaknya penjual terompet bahkan hampir disetiap ujung pasar terdapat penjual terompet. Terompet yang diperjualkan dalam berbagai bentuk, ada yang berbentuk naga, biasa, dan kupu-kupu sehingga para pengunjung khususnya anak-anak sangat tertarik untuk memiliki salah satu bentuk terompet tersebut dan pada saat itu kebetulan saya melihat salah satu penjual terompet yang diserbu oleh banyaknya anak-anak yang ingin membeli, bahkan ada yang menangis karena tidak dibelikan oleh orang tuanya.
Padahal, cara pembuatannya cukup sederhana yang dibuat dari karton tebal yang digunakan untuk membentuk corong, diusahakan lubang kecil di bagian pangkal corong lebar kurang dari setengah meter. Kemudian potonglah ujung sedotan membentuk huruf "v" gunakan gunting yang tajam. Setelah itu peganglah ujung sedotan yang telah di potong dengan ibu jari dan telunjuk.tekan ujngnya agar bentuknya rata. Dan potong ujung sedotan yang telah di tekan.masukkan dalam lubang kecil pada corong.cobalah terompet tersebut. Yang terakhir adalah letakkan di mulut dan tiuplah.rasakan getarannya pada saat memainkan sebuah nada. Apabila sudah bagus untuk menghiasnya digunakan kertas jagung dengan tipe kegemaran, misalnya yang seperti sekarang lagi popular adalah terompet dalam bentuk naga
Terompet ini dijual dalam berbagai harga mulai 5.000 rupiah hingga mencapai 30.000 ribu rupiah. Seperti misalnya terompet naga yang dijual dengan harga 15.000. terompet ini dijual dengan harga 15.000 karena tingkat kerumitan pembuatannya dan lain dengan terompet yang lainnya.

Hidup Seorang Ibu dan Anak

  Hidup Seorang Ibu dan Anak  .
Ibu Desak Ketut Sayang berusia 46 tahun yang hidup dengan anaknya disebuah rumah kecil. Ketika saya datang ke rumahnya dia sedang makan nasi basi yang diberikan oleh tetangganya kemarin, dia mengatakan kasian kalau dibuang. Tidak hanya itu nasinya tidak berisi lauk apapun hanya nasi basi dan minumnya dia mengambil di sungai dan direbus. Dia tidak menghiraukan air itu bekas cucian siapa yang penting dia dapat minum air. Ibu Desak Ketut Sayang berasal dari Br. Tegallinggah, Desa Bedulu, Kec. Blahbatuh, Kab. Gianyar yang dinikahi oleh seorang laki-laki bernama Dewa Made Sugi yang berasal dari Br. Tusari, Bitra. Namun pada usia 40 tahun Dewa Made Sugi meninggal karena kanker yang dideritanya. Sejak kematian suaminya, hidup Desak Ketut Sayang mulai diguncang masalah, dimulai dari  anaknya yang  sering dipukul oleh mertuanya sehingga anaknya menangis menahan rasa sakit.  Dari saat itulah melihat anaknya sering menangis, dia berencana kembali ke rumahnya di Tegallinggah. Namun, masalah ke dua muncul  adiknya menentang dia untuk tinggal di rumah aslinya. Jalan keluar pun datang, dia meminjam sedikit tanah milik saudaranya untuk tempat tinggal dia dan anaknya. Tanahnya berada di tempat yang kumuh dekat dengan sungai yang kecil dan di bawah bambu yang menyeramkan. Namun Ibu desak selalu mensyukurinya.
Kalau dilihat “rumahnya”, rumahnya dibangun sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain. Dengan peralatan seadanya, yang didapatkan dari mencari di tempat sampah seperti plastik dan tali sedangkan kayu dia dapat dari rumah warga dan apabila diberikan kayu dia minta tetapi sebelumnya dia membantunya dengan membersihkan halaman atau mencuci piring. Dalam pembuatan rumahnya dia menggunakan kayu sebagai pondasinya (saka) dan penyangga atapnya terbuat dari bambu-bambu yang disambung dengan hanya menggunakan tali seadanya, baik tali dari kain yang dipungut, tali rapia atau pun tali dari bambu. Untuk menutupi lubang dari bambu digunakan plastik, dan sedikit seng yang didapat dari warga.  Temboknya hanya terbuat dari plastik-plastik bekas dan tanpa pintu. Ketika malam hari di dalam rumahnya tidak menggunakan lampu listrik namun menggunakan lampu sintir seperti zaman dahulu.  Menilik ke bawah lantai rumahnya tidak seperti rumah sekarang ini yang berisi keramik namun tidak menggunakan apa-apa, alami tanah. Sehingga ketika hujan turun rumahnya becek karena banyak atap rumahnya yang bocor. Tidak hanya becek pakaian yang dimiliki dia dan anaknya pun basah karena dia tidak mempunyai almari, dia hanya menaruh di samping tempat tidurnya. Sungguh menyedihkan, bahkan dia mengatakan dia pasrah dengan keadaan ini, apalagi pada saat hujan angin, semua plastik-plastik yang digunakan sebagai tembok di rumahnya berterbangan dia hanya mampu memeluk anaknya biar anaknya tidak ketakutan.
Pekerjaan dari ibu Desak Ketut Sayang hanyalah seorang penjual kayu entegan yang dijual 500 pesel seharga 5000 rupiah.  Dia juga tidak sungkan apabila penduduk di sana menyuruhnya mencuci piring, baju atau menyapu dengan imbalan diberikan nasi atau uang. Biasanya uang yang dikumpulkan dalam kesehariannya tidak menentu, kadangkala dapat dan kadangkala tidak. Namun dia selalu berusaha, mendapatkan uang untuk membiayai anaknya sekolah yang sekarang sudah kelas 6 SD. Dia merupakan ibu yang sangat tegar. Ketika malam hari dia menemani anaknya belajar, karena di rumahnya tidak terdapat lampu listrik anaknya belajar menggunakan damar sintir dan ibunya membantu dengan memegang damar sintir agar apa yang dipelajari anaknya dapat dilihat
Itulah bagaimana nasib kehidupan seorang ibu yang hidup dengan seorang anaknya. Serba kekurangan dan semoga melalui artikel ini kita mampu mengahargai jerih payah seorang ibu demi anaknya dan lebih memaknai artin dari sebuah kehidupan.

7 Des 2012

Bunga belimbing wuluh alternatif obat batuk yang alami.



Bunga belimbing WULUH alternatif obat batuk yang alami.  

Bagaimanakah cara pembuatannya?
Semua orang pasti pernah menglami sakit yang diakibatkan kekebalan tubuh menurun atau situasi yang tidak dapat diterima oleh tubuh. Kerap kali demi memulihkan kesehatan kebanyakan orang pergi ke dokter untuk berobat. Namun tidak halnya dengan orang yang kurang mampu ataupun orang yang lebih menyukai pengobatan secara alami artinya lebih menyukai memilih obat yang langsung dari alam misalnya seperti kunyit yang dapat memperbaiki lambung yang sudah rapuh karena keseringan dalam mengkonsumsi makanan pedas.  Tidak hanya kunyit banyak lagi obat alami yang sering digunakan sebagai alternatif pengobatan alami. Seperti misalnya belimbing wuluh. Tahukah anda belimbing wuluh? Ya belimbing wuluh merupakan buah yang asam berwarna hijau yang bernama latin (averrhoa bilimbi). Tanaman ini memiliki kandungan kimia antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat.  Dari kandungan tersebut belimbing wuluh dipercaya dapat mengatasai banyak penyakit seperti obat gondongan, sebagai obat pegal linu, rematik, sariawan, panu, darah tinggi, dan batuk. Seperti halnya di derah Gianyar yaitu di Br. Tegallinggah, Desa Bedulu, Kec. Blahbatuh, Kab. Gianyar yang  sebagian besar penduduknya selalu menggunakan belimbing wuluh sebagai alternatif pengobatan salah satu penyakit yaitu batuk. Namun, yang digunakan bukan buahnya melainkan bunganya yang berwarna merah. Bagaimanakah cara pembuatan obat batuk dengan bunga belimbing wuluh.  Ada beberapa tahapan pembuatannya antara lain :  dipilih bunga yang berwarna merah dan masih segar, bunga direbus dan terakhir disaring.
Yang pertama memilih bunga yang berwarna merah dan masih segar. Ini dipercaya karena apabila kita memilih bunga yang sudah berwarna agak hitam dan kurang segar kandungan zat yang ada di dalamnya pastinya sudah hilang dan takutnya nanti tidak malah menjadi obat tetapi menjadi penyakit. Selanjutnya adalah merebus bunga belimbing wuluh dengan air hangat. Air hangat yang digunakan tentunya harus memiliki aturan yang telah ditetapkan. Biasanya 7 kuntum bunga belimbing wuluh dicampur dengan 1 gelas air putih dan keduanya direbus hingga airnya mendidih. Setelah airnya mendidih dilakukan tahap yang terakhir yaitu disaring. Tahap ini Biasanya air yang sudah selesai direbus akan berwarna merah dan siap untuk diminum.
Itulah beberapa tahapan untuk membuat obat batuk alami dengan menggunakan daun belimbing wuluh. Yang pertama yaitu dipilih bunga yang berwarna merah dan masih segar, bunga direbus dan terakhir disaring. Semoga dengan tulisan ini kita bisa sadar bahwa tanaman disekitar khususnya bunga belimbing wuluh memiliki khasiat yang cukup bagus untuk pengobatan khususnya batuk.
“””””””Selamat mencoba””””””