Cari dengan google

25 Des 2012

Engkleh atau istilah bali dengkleng-dengkleng yang mulai punah.


Engkleh atau istilah bali dengkleng-dengkleng yang mulai punah.
Pernakah kalian bermain permainan tradisonal engkleh atau dikenal di Bali dengan sebutan dengkleng-dengklengan? Di zaman yang serba maju ini dan segala permainan yang semakin maju ternyata membawa dampak pada permainan tradisional. Permainan tradisonal dikalahkan oleh permainan  modern seperti game online, dan permainan anak lainnya. Salah satu permainan tradisional yang sudah semakin punah yaitu permainan engkleh atau dengkleng-dengklengan.
Setelah saya mewawancarai narasumber yaitu dewa, dia mengatakan permainannya sangat  sederhana, tidak memerlukan uang sepeser pun dalam bermain tetapi memerlukan pecahan genteng atau batu yang lempeng untuk satu peserta. Jumlah orang bermain bisa mencapai 5 orang dengan giliran masing-masing.
Bentuk permainan engkleh dimulai dari kotak pertama lurus 1,2,3,9,6 sebelah kanan 4,5 dan kiri 7,8.
 Setiap pemain membawa pecahan genteng dan melempar pecahan genteng kekotak yang telah tersedia. Bentuk kotak seperti capung dengan jumlah 9 kotak. Dalam permainan pecahan genteng atau sering disebut lembing, dilempar ke kotak yang pertama, jika melewati garis kotak yang tersedia pemain dianggap gugur yang kemudian dilanjutkan oleh pemain kedua. Pemain kedua pun melempar lembing ke kotak yang pertama, apabila lembing tidak melewati garis, pemain ke dua melompat dengan hanya satu kaki berada di dalam kotak yang kedua. Kotak yang pertama dilewatkan karena di sana telah terdapat lembing yang tadi dilempar. Dimana pun lembing berada mau diangka 1, 2, ataupun 3 berarti kaki tidak menginjak kotak yang berisi lembing. Setelah berada di kotak kedua dilanjutkan menuju kotak ketiga tentunya masih bertumpu dengan satu kaki. Setelah berhasil kaki kiri berada di kotak number 9 dan kaki kanan berada di kotak keempat, kemudian kaki kiri keempat dan  kaki kiri kembali ke Sembilan dan kaki kanan ke lima dengan bersamaan. Begitu seterusnya sampai kaki kanan ke delapan kaki kiri kesembilan. Selanjutnya ke dua kaki berada di number 9. Kembali ke number tiga dengan hanya bertumpu dengan satu kaki, selanjutnya ke dua dan setelah berada di number 2. Lembing yang tadi diambil dan langkahi kotak number satu sampai berada di garis start kembali. Dan ikuti langkah sseperti yang tadi hingga lembing berada di number 9. Setelah kembali ke start lempar lembing dengan membelakangi kotak, apabila lembing jatuh dinomber 3 berarti pemain tersebut memiliki rumah di angka 3 dan peserta lain tidak boleh menginjak rumah yang telah dimiliki. 
Itulah sekilas mengenai permainan engkleh yang sudah semakin punah. Semoga melalui artikel ini anak-anak mulai mencoba permainan engkleh dan melestarikan permainan tradisonal yang kebanyakan bersifat positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar